Pagi cerah berawan di Parongpong, Eco Pesantren DT. Di seberang sana, panorama Gunung Burangrang sangat apik diselimuti awan kabut yang membuat suasana jadi *:3* (tidak bisa diungkap kata-kata lol). Saya jadi flashback TA setahun lalu *uhuk*
Dalam rangkaian acara bersama Muslimah Academy, kami mengunjungi Darus Sunnah Equestrian untuk belajar 2 olahraga sunnah, berkuda dan memanah. Saya sungguh senang sekarang Eco Pesantren punya arena berkuda dan memanah, jadi ga bingung mau kemana. Dulu sebelum tau ada tempat ini, sempat mau ikutan tawaran ibu-ibu di ITBMH latihan memanah, tapi ga jelas tea hahaha.
Anyway, saya ga punya banyak foto kegiatan, orangnya fokus sama latihan *gaya*. Nanti aja kalau udah jago *gaya(2)*
Memanah
Sebelum pegang busur panah, kami diajari dulu spek-spek memanah, dan bagian-bagian dari busur juga anak panahnya. Jangan bayangin panah kayak indian ya (lo aja kali) haha, busur panah untuk olahraga ternyata banyak speknya, bahkan untuk expert, ada spek tambahan semacam alat ukur, stabilizer, juga alat peredam getaran busur di ujung stabilizer.
Memanah, susah-susah gampang, karena ga biasa, ngangkat busur berat agak tremor goyang-goyang, jadinya panahnya melenceng kemana-mana. Fokus dengan hati yang tenang penting banget. Kerasa banget waktu dapat kesempatan 3 kali, di belakang biasalah ibu-ibu suka riweuh jadi hati tidak tenang, ditambah grogi diliatin coach, 2 kali meleset, 1 kali poin 5, hiks. Tapi waktu bubaran terus penasaran nyoba sekali lagi, bisa dong dapet 9. Mungkin itu hoki sih.
Berkuda
DS equestrian punya pendekatan tersendiri dalam seni menunggang kudanya. Mereka ga pakai alat pijakan kaki yang dari besi itu karena ada beberapa kerugian, terutama sih kemungkinan kaki kita bisa nyangkut disitu, misal jatuh, nyangkut terus terseret, bahaya kan? Terus naiknya gimana?
Sebelum itu, sebelum kita naik kuda, kata coach Don, kita harus kenalan dulu sama kudanya dong. Kuda harus tau bau keringat kita, haha. Caranya, dengan kasih makan :3. Cara kasih makan, taruh wortel di tangan terus deketin ke mulutnya. Tangan harus terbuka, jangan cekung soalnya bisa kegigit kuda. Kalau saya prefer jarinya ditutup rapet sih biar ga ketuker sama wortel lol. Ada sensasi-sensasi gimanaaa gitu tangannya disun kuda. Terus udahnya boleh elus ubun-ubun kuda, katanya ada keberkahan dari mengelus ubun-ubun kuda loh.
So, hello! This is Sanjah. Sanjah is introvert and plegmatic one, just like me :3. Sanjah ini kuda yang paling tinggi dibanding kuda lain yang dipakai di Sunday Morning. Sebetulnya diawal diajarin cara naiknya adalah dengan lompat dan menempelkan perut kita ke pelana, terus kaki kanannya naik sampai kita duduk tegak di pelana. Tapi, karena Sanjah cukup tinggi, jadi pake bantuan tangga hehe.
Duduk di pelana ga semudah di bayangan, karena ternyata diatas situ sangat ga stabil. Makanya paha kita mesti rapat, tapi betis tetap dibuka. Pegang tali kekang, jangan terlalu keras dan jangan terlalu longgar. Kalau terlalu keras, kudanya ga akan mau maju. kalau terlalu longgar, kita ga punya kendali. Gas ada di perut, tendang perutnya dengan kaki kalau mau maju. Tarik dua tangan kita ke perut kalau mau berhenti. Tarik tangan kanan ke pinggang kalau belok kanan, dan sebaliknya.
Untuk prosedur keselamatan, kita juga diajari cara jatuh. Kalau merasa mau jatuh, peluk leher kuda dengan tetap memegang tali kekang, jangan kendor. Kuda akan perlahan berhenti, lalu jatuhkan dua kaki kita secara bersamaan, dengan masih berpegangan di leher kuda. Unch banget kan?
Kedua, jangan pernah berdiri terlalu dekat di belakang kuda, karena kuda suka insecure gitu kalau ada sesuatu di belakangnya, kalau sudah begitu, dia biasanya nendang. Paling aman, berdirilah di samping kuda, atau di leher kuda.
Ada kejadian yang cukup menegangkan waktu saya menunggang Sanjah. Jadi, kuda di kavling sebelah yang juga sedang ditunggangi peserta, ngamuk dan menjatuhkan si peserta tadi. Untungnya gapapa sih, tapi kudanya lalu lari dengan wajah menantang ke depan Sanjah. Saya langsung tarik tali kekangnya supaya Sanjah berhenti, terus saya memalingkan muka (pura-pura ga lihat) dari kuda yang ngamuk tadi sembari tegang takutnya Sanjah terprovokasi terus tendang-tendangan. Ya walau disitu ada coach juga, kalau udah berantem mah gawat juga kan saya. Untungnya Sanjah diem kalem aja, sampai akhirnya kuda ngamuknya lari dan bisa dikuasai coach lain. Fiuh. Tapi dari situ jadi dikasihtau coach deh, katanya kalau kudanya mau/diajak berantem gitu, kita peluk aja leher kudanya, nanti dia diem. Unch lagi kan? Kalau kudanya pintar, kita bisa kasih pujian dengan menepuk-nepuk lehernya.
----
Sunday Morning DS ini khusus untuk basic program dari kegiatan memanah dan berkuda. Bagi yang belum pernah sama sekali, ikut sunday morning dulu. Baru nanti ikut latihan lanjutan, kalau ga salah sabtu pagi, sabtu sore, atau minggu siang setelah sunday morning. Sekali seumur hidup patut dicoba. Sejauh ini saya berencana menseriusi ini sih, maksudnya mau ikut latihan lanjutannya, tapi kemungkinan sebulan sekali aja sekalian refreshing. Ayo mulai berolahraga sunnah! :3
Hi Fauziyah, kalau mau ikut belajar panahan & berkuda ini biayanya berapa ya? Tahnks ya
BalasHapus