Kota Cinema Mall: Pengalaman Nonton di "Gedung Bioskop"

Kapan terakhir kali nonton di "Gedung Bioskop"? Kebanyakan bioskop-bioskop jaman sekarang, terutama di kota besar, ada di dalam mall. Terakhir saya nonton di gedung bioskop yang independen kayaknya waktu saya SD. Tempatnya di Bioskop 21 Kopo, Bandung.

Kemarin waktu lagi cari-cari jadwal film di Go-tix, muncul provider bioskop baru, namanya Kota Cinema. Sebenernya pernah tau sih dari temen kantor tentang bioskop ini dan katanya tempatnya bagus. Akhirnya belilah tiket di Go-tix untuk nonton disana.

Kota Cinema Mall

Tempatnya di Jatiasih, salah satu kawasan suburban di Kota Bekasi. Memang sepertinya bioskop ini menyasar warga suburban yang biasanya harus menempuh jarak yang cukup jauh ke mall di pusat kota. Jalan untuk menuju Kota Cinema ini ga besar, bener-bener di kawasan suburban yang didominasi kawasan perumahan dan kampung-kampung. Orang-orang yang dateng kesini aja bisa naik motor ga pake helm. Tentunya jangan ditiru 😅.

Berdiri di kawasan seluas 1 hektar, Kota Cinema Mall ini terdiri dari 2 gedung bioskop dan area foodcourt di plazanya. Walaupun namanya mall, tapi disini bukan pusat perbelanjaan seperti mall pada umumnya. Benar-benar hanya gedung bioskop yang independen dan foodcourt sebagai pelengkapnya. Jadi ga perlu ada acara cuci mata berujung belanja, hemat!

Suasana dari depan
Ada suasana yang berbeda saat masuk ke dalam gedungnya. Mungkin karena biasa ke bioskop di dalam mall yang settingan pencahayaannya dengan lampu yang sudah semi redup (meski siang), agak sedikit awkward ketika masuk di area lobi/ticket box. Desain fasad (tampak muka) gedungnya memang didesain full of glass jadi terang benderang, which is actually good karena memanfaatkan pencahayaan alami. Much greener, isn't it?

Fasad didominasi material kaca
Gedung pertama terdiri dari 2 lantai. Di lantai pertama berisi ticket box, concession -kalau mau pesan cemilan nonton, resto bento jepang, dan studio 1-2. Lantai ke-2 ada area dining. Gedung kedua cuma ada 1 lantai isinya ticket box, concession, game center, dan studio 3-6. Yang kurang saya suka, gedung pertama dan kedua ini ga terhubung. Jadi kalau mau pindah gedung mesti keluar lewat selasar teras. Agak bingung awalnya karena film yang mau saya tonton di studio 2 yang ada di gedung pertama, sedangkan saya masuk ke gedung kedua. Secara ruang juga kurang efisien ya karena jadi ada double ticket box dan concession. Entahlah, mungkin perencanaan awalnya ga ada gedung kedua. Saya gatau apakah penjualan tiketnya juga jadi terpisah antara studio 1-2 dan studio 3-6.

Area dining di Gedung 1

Lobi Gedung 2

Game Center di Gedung 2
Kalau dari segi kualitas studionya saya kira ga kalah dengan provider-provider senior. Studionya lebih kecil sih dan desainnya basic, sesuai harganya (tapi saya pernah dapet studio yang lebih kecil dengan harga yang mahal sih di Bandung huhu). Audio visual oke, tempat duduk juga nyaman. Yang bikin kurang nyaman, karena pintu masuknya di depan kursi penonton, jadi kalau keluar masuk orang agak ganggu sih. Dari segi range pengunjung beragam banget ya. Tapi sayang, masih aja ada pengunjung yang ga jaga kebersihan di dalam studio. Selesai nonton, di barisan kursi saya berhamburan sampah cemilan, hmm barbar sekali. Btw, meskipun disana-sini ada tulisan dilarang bawa makanan dari luar, tapi ga ada pengecekan semacam di CGV. Harga tiket juga berkisar di harga 25rb-35rb.

a little peek inside the studio, bisa tebak film apa?
Plaza foodcourt-nya luas dan pilihan makanannya lengkap. Sistem bayar ala pujasera (one cashier): pesan di kedai, bayar ke kasir, ambil pesanan di kedai/diantar. Harga makanan relatif murah dibanding makan di mall. Bisa pakai gopay dan dapat cashback 30%, hemat!


Suasana foodcourt


Ada mushola dekat tempat parkir. Tempat parkirnya cukup luas tapi kayaknya agak overload kalau weekend. Sayangnya ga ada petugas parkir di area motor, jadi mesti mindah-mindahin sendiri motor yang parkir menghalangi. Herannya padahal motor saya diparkir di posisi yang "aman" tapi pas balik posisinya melintang ga karuan 😅. Kelebihannya, tarif parkirnya flat: motor Rp 2000, mobil Rp 4000. Jadi ga khawatir ongkos parkir membengkak kalau lama-lama nongkrong disini.

Overall, pengalaman yang baru untuk nonton di gedung bioskop independen, terlebih lokasinya yang di dekat di pinggir kota jadi untuk warga suburban seperti saya ga mesti jauh ke kota. Bisa jadi alternatif hangout juga dengan harga makanan yang enak di kantong.

Pros:
1. Bisa lebih hemat dibanding ke mall
2. Sudah masuk jaringan gopay jadi bisa dapet benefitnya
3. Foodcourt nyaman, menu lengkap, aman di kantong
4. Tarif parkir flat

Cons:
1. Parkirannya ga ada petugas jadi mesti mandiri
2. Dua gedung yang ga terhubung jadi untuk pertama kali agak awkward dan bingung. Lebih baik jika ada sign pengarah.
Posted in  on Sabtu, Januari 19, 2019 by Fauziyyah Khairunnisaa | 2 comments 

About Me


Fauziyyah Khairunnisaa. kelahiran tahun 1991. Biasa dipanggil Icha. Arsitek muda yang senang jalan-jalan, makan, dan memperhatikan kegiatan orang-orang. An introvert who enjoy solitude tapi juga senang ketemu orang-orang. Senang memikirkan hal-hal random sampai-sampai overthinking.

Kenapa post lama dihapus? Ngga dihapus kok. Cuma sengaja di-archive semua supaya lebih brand new aja. Hehehe. Enjoy!