Pengalaman Direct Assessment IM

Since it's official, ehm, officially not accepted mehehehe, so i would like to write my experience along direct assessment for Pengajar Muda (by Indonesia Mengajar) reqruitment.

Aduh malu nulisnya, tapi gapapalah aku seneng berbagi pengalaman yang menurutku ini salah satu best experience in my life. (well maybe not really best experience, whatever). Jadi, kemarin sesungguhnya agak percaya ga percaya bisa lolos ke Direct Assessment (DA) nya Indonesia Mengajar soalnya aku merasa esaiku ga berbobot dan meyakinkan banget. Agak-agak campur aduk gimana gitu waktu baca berita termasuk dalam 200 orang yang lolos dari 14000 lebih peserta yang terdaftar. Tapi seneng sih karena dari jaman kuliah aku pingin banget ikut IM ini, meski yeah ga pede (again)

Phew.

Alhasil, dari mulai pengumuman lolos sampai waktu DA deg-degan pisan, sampai aku ngerasa stress yang mirip kayak waktu TA, lol. Pertama, yeah banyak kejadian di akhir masa perkuliahan yang rada bikin aku down dan ga percaya diri yang masih terbawa sampai sekarang, jadi waktu itu kepikirannya takut banget bikin kecewa banyak orang (siapa juga coba?). Kedua, deg-degan karena pasti akan bersaing dengan banyak orang yang luar biasa. Ketiga, bakal malu banget sama tim pewawancara kalau bahas soal esai *blush*. Makanya cha, kalau bikin esai agak seriusan dong :p

Daaan, kejadian sih. Gara-gara kurang percaya diri, jadi banyak fail-nya haha. Pertama, lupa bawa fotokopi KTP, padahal semalam sebelumnya udah yakin banget semua berkas sudah rapi di map, bahkan ijazah dibawa aslinya, in case ada apa-apa hahaha. Pas masuk gedung, KTP dituker dengan Visitor Card kan, terus sampai meja registrasi baru ngeh kalau lupa banget motokopi KTP. Untungnya, boleh menyusulkan scan KTP, dan untungnya di drive email masih ada entah bekas apa. Langsunglah dikirim pagi itu juga ke email panitia.

Kedua, waktu FGD. Aku berhasil mengeluarkan opini dan argumen-argumen yang aku punya sih. Tapi ga bisa menghilangkan gugupnya pas diawal aaahhhhh keliatan banget ga pedenya dibanding peserta yang lain *blush*.

Ketiga wawancara, entahlah aku merasa amnesia sama kehidupan masa lalu, aku ga inget sama pencapaian-pencapaian masa lalu, yang setelah wawancara baru aku ngeh, lah kenapa aku ga ceritain itu ajaaa malah ngomong ga jelas. Lalu, aku ngerasa pernyataan aku agak kontradiktif dan terlalu sok humble sih, misal aku bilang hambatan terbesar aku adalah kurang percaya diri, tapi di sisi lain aku pernah berperan jadi hal-hal yang itu tuh butuh kepercayaan diri banget (which is waktu jadi korlap dies, jadi ketua kelompok sayembara). Tapi beneraaan, aku jadi itu juga dengan ga pede, meskipun tetep aku jalanin, gimana dong? Pewawancaranya sampai bilang aku salah konsep diri hahaha. Jreng.

Keempat, simulasi mengajar. Oke, aku beberapa kali pernah ngajar kelas, kelas waktu dulu di tempat kursus, terus waktu ngajar corel di SMP Tarbak, tapi ga pernah kalau ngajar seumuran SD. Dan ngajar SD dengan segala dinamikanya tuh, peer bangeeet ternyata, Dan kemarin, dapet kasus di kelas ada anak autis yang dikatain gila sama temen-temennya, sempet clueless juga sih ngadepinnya.

Okay, pelajarannya, buat kamu-kamu yang mungkin baca ini dan berniat ikut IM, persiapan wawancara itu penting banget. Kemarin aku agak kurang persiapan juga sih karena menganggap, yaudahlah jadi diri sendiri aja apa adanya. Ada benernya juga sih jadi diri sendiri, tapi, persiapan juga tetep penting, minimal kamu kebayang mau cerita apa sama pewawancara, tau sisi mana yang baiknya kamu tonjolkan.

Tapi seperti apa yang dibilang di pembukaan DA, kita pasti bisa mengambil pelajaran dari proses ini. Dan kalau buat aku, bisa ikut DA aja udah bisa membuka insight baru, entah dari para assesor atau dari teman-temanku yang luar biasa ini, ah jadi pengen menata hidup lebih baik, jadi semakin semangat melanjutkan perjalanan hidup :)


Alhamdulillah, bisa lanjut jadi arsitek :')

Sempat sedih juga sih ga bisa jadi PM. Tapi kan, laa hawla wa laa quwwata illaa billaah, pasti ini yang terbaik, kalau kata ustadz Salim:
"Barangkali sesuatu ditunda karena hendak disempurnakan, dibatalkan karena hendak diganti yang utama, atau ditolak karena hendak diganti dengan yang lebih baik."
Selamat untuk kalian yang lolos, so proud of you! :3
on Minggu, Februari 14, 2016 by Fauziyyah Khairunnisaa | Leave a comment 

0 Comments:

Posting Komentar